Selasa, 08 Juli 2014

NgOK: Waktu-Waktu Bolos yang Baik dan Benar


[Ehhem, mulai saat ini, insyallah, penulis akan berusaha menggunakan EYD. Sekian.]

            Setelah dua semester terlampaui, penulis baru menyadari beberapa hal, salah satu di antaranya yang penting adalah bolos kuliah, one day off begitulah. Hal penting yang saya sadari akan bolos kuliah adalah pentingnya melakukan aksi bolos, tentu saja dalam kadar sewajarnya. Ketika pikiran sudah mulai jenuh dengan rutinitas kuliah yang begitu-begitu saja pun kerasnya hidup di perkuliahan, itulah saatnya kita mengambil satu hari libur, benar-benar off dari pemikiran kuliah untuk sementara waktu. Untuk menyegarkan kembali pikiran kita yang saturatedJ
            Tiap-tiap matakuliah ada jatah satu kali bolos sepertinya oke. Hehe…. Tidak berlebihan kok, karena setahu saya, terdapat syarat kehadiran minimum supaya dapat mengikuti ujian. Misalnya, di UB, kehadiran minimumnya adalah delapanpuluh persen untuk masing-masing matakuliah. Daripada kita masuk kuliah dalam keadaan otak yang terlalu suntuk dan jenuh, lebih baik kita sekalian bolos saja. Benarkan?

            Hal-hal yang dapat terjadi ketika seseorang memaksakan diri yang sedang ‘tidak niat’ kuliah tetapi ngotot kuliah adalah sebagai berikut.
·      Disconnect. Gak nyambung! Telmi alias telat mikir.
Kondisi otak sedang jenuh, niat kuliah berada pada minimumnya, walhasil dah, ilmu yang ditransfer dosen tidak dapat nyangkut seutuhnya atau bahkan tidak nyangkut semua-muanya. Ya kan? Ngaku deh!
·      Merecoki teman sebelah dan sekitar.
Karena tidak sefrekuensi dengan sang dosen, maka akhirnya mencari pelarian dengan merecoki teman sekitar dalam bentuk manuver-manuver yang biasa kita temui di kelas.
·      Galau dan gloomy.
Jika tiada menemukan teman yang dapat direcoki, maka kita akan bengong dan mlongo sendiri yang pada akhirnya akan menyebabkan munculnya berbagai pemikiran-pemikiran negative (seperti memikirkan hutang yang tak kunjung terlunasi, jemuran di rumah yang terancam terguyur hujan, pacar yang tak sms semalaman-seharian, atau gajian yang tak kunjung datang) yang hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
            Namun, sering ditemukan beberapa kasus mahasiswa yang salah mengambil keputusan dalam melakukan aksi bolos. Kenapa dibilang salah mengambil keputusan? Karena mereka bolos di saat yang kurang tepat. Ckckckckck….
            Mereka bolos di saat:
·      Ada deadline pengumpulan tugas
·      Ada kuis atau ulangan
·      Ada ujian tengah semester
·      Ada ujian akhir semester
·      Ada hari libur -.- [Yang ini benar-benar keterlaluan, kenapa bolos saat hari libur, huh?]
Nah! Selanjutnya, bagaimanakah menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan tersebut? Bagaimana memilih waktu yang tepat untuk menunaikan aksi bolos ini? Berikut beberapa saran dari penulis yang dihimpun dari pengalaman selama dua semester berkutat dengan bangku kuliah yang ternyata sempit dan tidak empuk.
·      Boloslah di saat pertemuan pertama [baca: awal semester atau awal paruh akhir semester]
Karena pada saat ini, kelas hanya akan diisi oleh perkenalan [untuk awal semester] dan untuk awal paruh akhir semester, dosen-dosen hanya akan menjelaskan materi (untuk dosen rajin) dan mungkin perkenalan saja (dosen yang tidak terlalu rajin). Jadi, inilah saat aman untuk bolos. Namun, masalah besarnya adalah, bagaimana mungkin kita telah merasa jenuh bahkan sebelum kuliah dimulai, huh? Kan baru awal semester elaah. -.-
·      Boloslah selain saat UTS, UAS, dan hari libur.
Okay! Yang ini sudah jelas sekali, bukan? Bolos ketika UTS dan UAS adalah setara dengan membunuh diri sendiri dengan tangan sendiri, sedangkan bolos ketika hari libur adalah perbuatan yang sia-sia belaka.
·      Boloslah ketika dosen tidak masuk kelas [seperti sedang ada rapat, sakit, atau seminar].
Tapi, masalahnya, bagaimana kita tahu bahwa dosen tidak akan masuk esok hari? :3 Mungkin anda harus ngekos di rumah dosen yang bersangkutan atau calonkanlah diri anda sebagai ketua kelas. Dengan menjadi ketua kelas, tentu saja dosen akan memberitahukan akan adanya info-info mendadak (nah, masalahnya ada di kata ‘mendadak’ ini nih).
·      Jangan bolos di akhir materi. Boloslah di awal atau pertengahan materi.
Maksudnya, di perkuliahan dosen akan menjelaskan materi-materinya. Nah! Materi tersebut sudah pasti dijelaskan dengan awal dan akhir tertentu, bukan? Ayolah, anda tahu materi tersebut hampir habis adalah dari penjelasan dosen yang anda cocokkan dengan buku. Kenapa tidak boleh di akhir-akhir materi? Karena dikhawatirkan jika materi sudah hampir habis, pertemuan selanjutnya adalah kuis atau ulangan. Anda tidak mau kan bolos ketika ulangan berlangsung?
·      Boloslah di pertemuan setelah ulangan dilaksanakan.
Karena pada saat-saat setelah ini, dengan jarak yang tidak terlampau jauh, adalah saat ketika materi baru dijelaskan oleh dosen. Jadi, kita menghindari adanya coincidence dengan kuis di sini.
·      Boloslah ketika Anda sudah mantap bolos!
Sudah. Boloslah ketika anda sudah mantap bolos! Jangan memikirkan yang macam-macam karena hal itu akan membuat rencana bolos anda gagal. Boloslah! Dan risikonya tanggung sendiri dengan penuh tanggung jawab.
·      Boloslah jika di kelas membuat anda semakin tidak mengerti materi yang dijelaskan!
Sudah. Boloslah! Tapi materi di kelas tersebut HARUS anda pelajari sendiri di perpustakaan atau ebook yang kamu miliki! Daripada tidak ‘tersambung’ di kelas, lebih baik melakukan sesi pemahaman secara mandiri. Hal ini seperti yang dilakukan Benjamin Carson [dokter bedah saraf yang pertama kali berhasil memisahkan bayi kembar siam kepala] dalam film Gifted Hands. Anda harus menonton film ini sendiri! Bagus kok. J

            Hal terpenting dari melakukan aksi bolos sih hanya ada tiga, yaitu:
1.     Jangan merugikan orang lain.
Jangan menjerumuskan dan merugikan orang lain karena hal yang kita lakukan.
2.     Jangan menyesali hal yang telah anda perbuat.
Penyesalan itu tidak perlu. Mau disesali seperti apapun, tiada akan ada yang berubah.
3.     Tetap belajar, tapi kali ini secara mandiri.
Yang namanya kuliah kan untuk menuntut ilmu dan tugas kita sebagai siswa (apalagi yang ada ‘maha’-nya) adalah belajar. Jadi, teruslah belajar. Namun, ketika bolos, adalah belajar dengan suasana baru tanpa terkungkung dengan rasa bosan yang pekat dan padat yang bergelayut di ruang kuliah. Peace! Setelah pikiran kembali tenang, yuk, balik ke kelas.

            Nah! Kawan-kawanku NgOK-maniac di manapun Anda berada, itulah tadi beberapa saran dari saya, Alphard, tentang waktu-waktu yang disarankan bolos ketika otak kamu sedang penat. Yuk, terus belajar dengan jujur! J J

6.45 p.m.
8 July 2014
Alphard!!

Ingatlah, kawan, Tuhan memurkai orang yang tidak menggunakan akal pikirannya. Yuk, belajar, dengan jujur tentunya.

Tell me, and I forget. Teach me, and I remember. Engage me, and I learn.
[Katakan padaku, dan aku lupa. Ajari aku, dan aku ingat. Ikut sertakan aku, dan aku belajar.]
-Chinese proverb, from Cengage Learning website

0 komentar:

Posting Komentar

Hello, world! Leave a trace and lemme see you....